Pernah dengar istilah pre-diabetes? Kondisi ini sering kali dianggap sepele karena gejalanya samar, padahal bisa menjadi sinyal awal menuju diabetes tipe 2.
Pre-diabetes adalah keadaan di mana kadar gula darah seseorang sudah lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes.
Dengan kata lain, ini adalah fase peringatan bahwa tubuh mulai bermasalah dalam mengatur gula darah.
Yang perlu diingat, pre-diabetes tidak hanya menyerang orang yang gemuk. Orang dengan tubuh ramping pun bisa mengalaminya, terutama jika gaya hidup dan pola makan tidak sehat.
Fakta Pre-Diabetes di Indonesia
Tahukah kamu kalau kasus diabetes di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya? Data dari Kementerian Kesehatan bahkan menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes di Tanah Air sudah menembus jutaan orang dan cenderung naik dari tahun ke tahun.
Menariknya, banyak kasus diabetes yang sebenarnya berawal dari kondisi pre-diabetes. Sayangnya, karena gejalanya sering samar, kondisi ini kerap diabaikan.
Akibatnya, banyak orang baru menyadari saat sudah masuk fase diabetes tipe 2, di mana penanganannya lebih sulit dan risiko komplikasi serius – seperti penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal – menjadi lebih besar.
Inilah kenapa penting sekali mengenali tanda-tanda awal pre-diabetes agar bisa dicegah sejak dini.
Tanda-Tanda Pre-Diabetes yang Harus Diwaspadai
1. Sering Merasa Haus dan Lapar Berlebihan
Jika kamu merasa sering kehausan meski sudah cukup minum atau mudah lapar padahal baru saja makan, hati-hati!
Kondisi ini muncul karena tubuh kesulitan mengolah gula menjadi energi, sehingga otak terus mengirimkan sinyal lapar dan haus.
2. Perubahan Berat Badan Tanpa Sebab Jelas
Pre-diabetes bisa ditandai dengan naiknya berat badan secara drastis atau justru turun tiba-tiba tanpa alasan jelas.
Hal ini disebabkan oleh metabolisme tubuh yang mulai terganggu. Kalau kamu mengalami hal ini, segera lakukan pemeriksaan kadar gula darah.
3. Mudah Lelah Meski Aktivitas Ringan
Kalau tubuhmu sering terasa lemas, susah fokus, dan cepat capek meski tidak banyak beraktivitas, bisa jadi tubuhmu sudah mulai kesulitan mengubah gula menjadi energi.
Gejala ini sering dianggap biasa, padahal bisa jadi sinyal pre-diabetes.
4. Sering Buang Air Kecil, Terutama di Malam Hari
Penderita pre-diabetes biasanya lebih sering buang air kecil. Hal ini karena tubuh berusaha membuang kelebihan gula melalui urine.
Kalau kamu sering bolak-balik ke kamar mandi di malam hari, jangan abaikan – ini bisa jadi salah satu tanda paling umum pre-diabetes.
5. Diet Terlalu Ketat
Diet ketat memang populer, tapi jika dilakukan secara ekstrem justru berbahaya. Membatasi asupan makanan secara berlebihan atau hanya ikut-ikutan tren diet bisa mengganggu kadar gula darah.
Alih-alih sehat, tubuh justru kesulitan mengatur insulin dan berisiko masuk fase pre-diabetes.
Faktor Risiko Pre-Diabetes
Selain tanda-tanda di atas, ada beberapa faktor yang membuat risiko terkena pre-diabetes lebih tinggi, antara lain:
- Memiliki riwayat keluarga dengan diabetes.
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Kurang bergerak atau jarang olahraga.
- Pola makan tinggi gula dan karbohidrat sederhana.
- Usia di atas 40 tahun.
- Riwayat hipertensi atau kolesterol tinggi.
Cara Mencegah Pre-Diabetes
Kabar baiknya, pre-diabetes masih bisa dicegah agar tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2. Beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan, antara lain:
- Atur pola makan sehat – kurangi gula tambahan, perbanyak sayur, buah, protein, dan biji-bijian.
- Rutin olahraga – minimal 30 menit sehari, 5 kali seminggu.
- Jaga berat badan ideal – bila berlebih, turunkan perlahan dengan pola hidup sehat.
- Kelola stres – karena stres berlebih bisa memengaruhi kadar gula darah.
- Cek kesehatan rutin – khususnya kadar gula darah, terutama kalau kamu punya riwayat keluarga dengan diabetes.
Pre-diabetes adalah tanda peringatan dari tubuh yang sering diabaikan. Gejalanya mungkin terlihat sepele, namun dampaknya bisa serius jika dibiarkan.
Dengan gaya hidup sehat, pola makan seimbang, olahraga teratur, dan pemeriksaan rutin, pre-diabetes bisa dicegah agar tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Ingat, lebih baik mencegah daripada mengobati. Yuk, mulai peduli dengan kadar gula darahmu dari sekarang!