Maltodextrin: Benarkah Bisa Sebabkan Gagal Ginjal dan Diabetes pada Anak?

Yazan B

Maltodextrin: Benarkah Bisa Sebabkan Gagal Ginjal dan Diabetes pada Anak?

Belakangan ini, istilah maltodextrin ramai dibicarakan dan bahkan dianggap berbahaya, khususnya pada produk susu formula anak. Namun, sebenarnya apa itu maltodextrin?

Menurut Dr. Rosyanne Kushardina S.Gz, MSi, ahli gizi dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, maltodextrin adalah bahan tambahan pangan (BTP) yang aman digunakan.

Zat ini dibuat dari pati alami yang berasal dari jagung, serealia, atau umbi-umbian, kemudian diolah melalui proses hidrolisis hingga menghasilkan bubuk putih dengan tingkat kemanisan rendah.

Fungsi maltodextrin antara lain:

  • Menambah volume (filler) dalam produk makanan dan minuman.
  • Menguatkan rasa dan tekstur.
  • Sebagai pengawet atau perisa.
  • Pengganti laktosa pada produk susu bagi anak dengan intoleransi laktosa.

Menariknya, meski termasuk golongan karbohidrat, maltodextrin hampir tidak memiliki rasa manis kuat, sehingga penggunaannya bukan sekadar untuk pemanis.

Kadar Kemanisan dan Penggunaan

Tingkat kemanisan maltodextrin diukur dengan Dextrose Equivalent (DE), yang menunjukkan tingkat hidrolisis pati.

Nilai DE maltodextrin berada pada 3–19, artinya rasanya relatif hambar dibanding gula biasa.

Contoh penggunaannya berdasarkan nilai DE:

  • DE10 → pada produk instan (saus, makanan diet).
  • DE15 → pada minuman isotonik.
  • DE19 → pada bubuk cokelat, susu formula, atau dessert.

Dengan kata lain, maltodextrin bisa digunakan sesuai kebutuhan produk tanpa harus membuatnya terasa lebih manis.

Benarkah Maltodextrin Sebabkan Gagal Ginjal?

Benarkah Maltodextrin Sebabkan Gagal Ginjal?

Isu maltodextrin berbahaya muncul ketika marak kasus gagal ginjal akut pada anak. Namun, menurut Dr. Rosyanne, klaim tersebut tidak tepat.

“Tidak ada korelasi antara maltodextrin dengan peningkatan gula dalam susu atau gagal ginjal pada anak,” tegasnya.

Hal ini juga didukung oleh dr. Yoga Devaera, spesialis anak konsultan nutrisi dan metabolik dari FKUI.

Menurutnya, gagal ginjal pada anak lebih sering disebabkan oleh kelainan bawaan atau penyebab medis lain, bukan konsumsi maltodextrin atau gula pada susu.

Baca Juga:  10 Manfaat Berlari bagi Kesehatan dan Cara Melakukannya dengan Benar

Gagal ginjal kronis sendiri umumnya baru muncul di usia dewasa, bukan anak-anak.

Bagaimana dengan Risiko Diabetes?

Maltodextrin memang termasuk dalam kelompok gula (karbohidrat sederhana), sehingga tubuh akan memecahnya menjadi glukosa sebagai sumber energi.

Jika dikonsumsi berlebihan dalam jangka panjang, tentu bisa berdampak pada kesehatan, seperti obesitas, resistensi insulin, dan diabetes.

Namun, penting dipahami:

  • Anak-anak yang mengonsumsi susu dengan maltodextrin tidak serta-merta akan mengalami diabetes.
  • Dampaknya bersifat jangka panjang → misalnya, anak sering konsumsi makanan tinggi gula → berisiko obesitas → saat dewasa, bisa memicu diabetes → yang kemudian dapat berhubungan dengan gagal ginjal.

Jadi, risiko tersebut bukan efek langsung dari maltodextrin, melainkan dari pola makan tidak seimbang dan gaya hidup kurang sehat.

Fakta Penting yang Perlu Diketahui Orang Tua

Agar tidak salah kaprah, berikut beberapa poin penting terkait maltodextrin:

  1. Aman digunakan → sudah diatur dalam BPOM No. 11 Tahun 2019.
  2. Bukan penyebab langsung gagal ginjal pada anak.
  3. Tidak meningkatkan gula secara signifikan dibandingkan gula biasa, karena tingkat kemanisannya rendah.
  4. Pola makan seimbang lebih penting → batasi konsumsi gula tambahan dan ajarkan anak pola makan sehat sejak dini.
  5. Rutin periksa label gizi pada produk susu atau makanan kemasan agar tahu kandungan yang sebenarnya.

Maltodextrin adalah bahan tambahan pangan yang aman dan telah banyak digunakan pada produk susu, makanan, maupun minuman.

Klaim bahwa maltodextrin bisa langsung menyebabkan gagal ginjal atau diabetes pada anak adalah mitos dan tidak didukung bukti ilmiah.

Meski begitu, orang tua tetap perlu bijak dalam memberi asupan pada anak. Batasi konsumsi gula berlebih, perhatikan nutrisi seimbang, dan pastikan anak tetap aktif bergerak agar tumbuh sehat.

Jadi, bukan maltodextrin yang harus ditakuti, melainkan pola makan tidak seimbang yang harus diwaspadai.

Baca Juga:  Posisi Duduk yang Benar untuk Mencegah Nyeri Punggung

Related articles